Blogroll

Rabu, 11 Agustus 2010

buat Bakwan Jamur Tiram

Bahan:
150 gr jamur tiram, potong tipis panjang
100 gr wortel, potong korek api
1 btg daun bawang, potong-potong
150 gr tepung terigu
1 btr telur, kocok lepas
250 ml air
minyak untuk menggoreng
 
Haluskan:
3 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 sdt garam

Cara Membuat:
1. Aduk bumbu halus, tepung dan telur sambil ditambah air.
2. Tambahkan jamur, wortel, daun bawang. Aduk rata.
3. Sendokkan adonan ke dalam minyak goreng panas, masak sampai kecoklatan.

Sumber: 
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=15704

Pepes Jamur Tiram

Bahan:
150 gr jamur tiram, suwir-suwir
1/2 btr kelapa muda, parut panjang
25 gr daun melinjo, iris tipis
2 bh cabai merah, iris tipis
2 bh cabai hijau, iris tipis
1 btg serai, iris tipis
1 lbr daun salam 

Daun pisang 
Minyak goreng untuk menumis

Bumbu halus:
2 siung bawang putih
6 bh bawang merah
1 cm jahe
2 cm kunyit
1 cm lengkuas
1 sdt garam

Cara membuat:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus bersama serai dan daun salam, aduk, masak hingga harum.
2. Masukkan cabai merah, cabai hijau dan daun melinjo, aduk rata, masukkan jamur tiram dan air, masak hingga kering dengan wajan tertutup dan api kecil, angkat.Tambahkan kelapa parut, aduk rata.
3. Ambil selembar daun pisang, taruh 2 sdm adonan, gulung sambil dipadatkan, semat dengan lidi.
4. Bakar di atas bara api hingga matang, angkat.

Sumber:  
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=11323

Peluang Usaha Jamur Tiram

Bingung memilih usaha agribisnis yang akan dijalankan, tak ada salahnya mencoba budidaya jamur tiram putih atau dalam bahasa latinnya Pleurotus ostreatus. Dalam 10 tahun terakhir nilai ekonomis jamur tiram terus meningkat. Jamur jenis ini sudah lebih dikenal dan memasyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Permintaan akan produk ini senantiasa meningkat juga disebabkan karena kebutuhan pasar akan produk kian meluas, tak hanya dalam bentuk segar, tetapi juga olahan.


Pasar jamur tiram putih sangat potensial. Dengan rasanya yang enak, selain untuk konsumsi dalam negeri, produk ini juga menembus pasar ekspor. Kebutuhan jamur tiram dalam bentuk kering maupun yang telah dikalengkan untuk beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Hongkong cukup tinggi. Jangankan memenuhi pasokan tersebut, kebutuhan jamur dalam negeri saja, petani sulit memenuhi permintaannya.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur yang hidup di kayu dan mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung. Jamur tiram dapat ditumbuhkembangkan pada media serbuk yang dikemas dalam kantong plastik. Disebut jamur tiram putih karena memang berwarna putih, dengan tangkai bercabang dan tudungnya bulat berukuran 3-15 cm. Jamur tiram biasa hidup pada daerah bersuhu 10-32 derajat celcius.

Harga jamur tiram putih di pasaran bervariasi sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000 per log. Ada juga yang menjual Rp 10.000 per kg untuk partai, atau harga eceran hingga Rp 12.000 per kg.

In House atau Sewa?

 Sebagai modal awal untuk usaha jamur tiram setidaknya diperlukan biaya lahan, biaya membangun kumbung, ongkos pembuatan media dan juga tungku sterilisasi. Sebagai gambaran, biaya pembuatan kumbung berkonstruksi bambu bisa mencapai Rp100.000 per m2 .Jika menyimpan 5.000 baglog dibutuhkan kumbung 35m2, maka total biaya pembuatan kumbung sekitar Rp3,5 juta. Biaya tersebut juga ditambah dengan biaya pembuatan rak yang mencapai sekitar 30.000 per m2.

Bagi yang ingin mengurangi risiko di bagian biaya modal ini, bisa memilih jalan menyewa kumbung. Dengan jalan ini biaya modal awal bisa diperhemat.

Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sehingga ketekunan pebisnis dalam merawat dan memelihara sangat menentukan keberhasilan. Untuk memperkaya pengetahuan pada produk ini, pebisnis harus rajin mengikuti pelatihan terkait produk akan sangat membantu. Berbagai informasi inovasi terbaru juga bisa didapat melalui kegiatan ini. Inovasi yang bisa mempermudah proses produksi bisa didapat. Misalnya, belum lama ini ditemukan inovasi baru untuk melipatgandakan produksi, yaitu sistem gantung dan penambahan eceng gondok sebagai media. Inovasi ini bisa memotong waktu panen hingga setengah dari biasanya.

Permasalahan yang sering timbul dari usaha ini biasanya adalah ketidakmampuan petani pebisnis memenuhi permintaan pasokan. Untuk mengatasi ini pebisnis bisa menjalin mitra dengan usaha sejenis lainnya. (SH)

Ditulis oleh Bambang Andi Prijono
Kamis, 25 Juni 2009 19:00 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 25 Juni 2009 19:02

Sumber :wirausaha.com/bisnis
Diambil dari: bisnisjamurtiram.blogspot.com

Selasa, 10 Agustus 2010

Budidaya Jamur Tiram

Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yng menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Diantara jamur yang menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.


Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.

Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu. Adapun proses budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :

A. Bahan dan Alat

1. Bahan
Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
a) Serbuk Gergaji 100 kg
b) Bekatul atau dedak halus 10-15 kg
c) Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg
d) Gips (CaSO4) 0,5 kg
e) Pupuk TSP 0,5 kg
f) Bibit 25 kantong
g) Air secukupnya
Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).

2. Alat
a) Alat pencampur seperti sekop dan cangkul
b) Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)

B. Proses pengomposan

Sebelum ditanam bibit, bahab-bahan media tanam tersebut di komposkan terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
3. Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.

C. Proses Pembungkusan

Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol. Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

D. Proses Sterilisari

Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi dengan uap ini dilakukan selama 6 – 8 jam pada suhu 90 – 95 C.

E. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )

Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan media dalam polibek. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek dimasukan potongan pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran dan diikat dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari 24 jam setelah proses sterlisasi.

F. Pemeliharaan dan Inkubasi

Polibek yang telah di inokulasi ditempatkan pada rak-rak yang telah disediakan. Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan jamur yaitu 24 – 28 C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong palstik sehingga warnanya putih padat.

G. Pembukaan Polibek

Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan udara sebanyak-banyaknya.

H. Pemanenan Jamur

Setelah 1 minggu dari pembukaan, jamur biasanya akan terbentuk tubuh / rumpun jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari ”singit”/ bakal jamur sampai panen sekitar 3 hari.

I. Perawatan Media Polibek

Setiap polibek yang telah ditumbuhi miselium dapat tumbuh jamur berkali-kali, sampai 4 – 6 kali panen. Pemanenan ini dapat berlangsung selama 2 – 3 bulan dengan hasil total 75% dari berat serbuk gergaji kering untuk substratnya. Agar media tumbuh jamur berkali-kali maka perlu pemeliharaan. Adapun pemeliharaannya adalah sebagai berikut :
1. Media polibek yang telah tumbuh jamur sekali, permukaan bekas tumbuh jamur dikeruk atau dipotong 0,5– 1 cm. Kemudian disuntikkan kedalamnya larutan vitamin B kompleks sekitar 30 cc (2 butir Vit. B komplek dilarutkan dalam 1,5 liter air bersih).
2. Setiap pagi dan sore permukaan media polibek disemprot dengan air bersih, Jangan sampai terlihat kering permukaannya.
3. Untuk media polibek yang telah tumbuh jamur kedua, ketiga dan seterusnya diperlakukan sama dengan point 1 dan 2, hanya saja jumlah vitamin B kompleks yang disuntikkan semakin berkurang sebanding dengan
berkurangnya media yang dipotong / dibuang.

J. Pemberatantasan Penyakit

Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.

Catatan :
1. Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air mendidih kemudian diolesi dengan alkohol 70 %. Sterilisasi peralatan harus dijaga selama inokulasi agar media polibek tidak terkontaminasi.
2. Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.
3. Pada saat mencampur bahan-bahan media tanam sebaiknya memakai masker agar uap hasil reaksi bahan-bahan tersebut tidak terhirup masuk ke dalam paru-paru.

PENUTUP

Budidaya jamur tiram putih tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus. Modal usahanya puntidaklah besar. Agrobisnis di masa sekarang dan akan datang sangatlah prospektus. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Klaten, Agustus 1999
Ditulis dan dipraktekkan
A. Sritopo, S.Pd.
Sumber : www.scribd.com/doc/.../Budi-Daya-Jamur-Tiram-Putih 
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India